Sunday, January 6, 2013

Profil: KAMPUNG PENGHASIL ROTAN DI KALTIM (1-MANCONG)



Jumlah Kepala Keluarga (KK) di kampung Mancong sebanyak 118 KK atau 414 jiwa penduduk. Umumnya masyarakatnya berladang, tukang kayu dan bekerja di perusahaan. Ada beberapa perusahaan besar di sekitar kampung yakni PT. Gunung Bayan Pratama Coal (Batubara), PT. LONSUM Indonesia dan PT. Gelora Mahapala (Perkebunan Kelapa Sawit). Terdapat 3 kelompok petani rotan di kampung ini yakni:

  • Rukun Makmur, diketuai Bapak Djaelani beranggotakan 35 orang;
  • Mancong Raya, diketuai Bapak Hasan beranggotakan 55 orang;
  • Baru diketuai oleh Bapak Nicodemus beranggotakan 25 orang.

Jenis rotan yang ditanam di kebun adalah pulut merah . Rotan ini ditanam dan dirawat di lahan milik kampung. Dalam kurun waktu 5 – 10 tahun, kebun ini dapat menjadi hak milik. Ketika akan memanen, petani yang bersangkutan diwajibkan melapor kepada Petinggi Kampung. Masalah yang dijumpai di lapangan berkenaan dengan kebun rotan adalah belum adanya harga jual yang sesuai (versi masyarakat). Harga yang ada saat ini dibawah Rp. 3.500,- Menurut keterangan masyarakat setempat potensi rotan Mancong ketika dipanen dapat mencapai ± 20 ton rotan basah pulut merah.

Selama pelaksanaan survey di kampung ini, tim mengalami kesulitan untuk bisa melakukan penghitungan langsung banyaknya rumpun rotan dalam satu bidang kebun petani contoh. Beberapa faktor penyebabnya adalah kerapatan tumbuh rotan jenis pulut merah ini sangat tinggi sehingga sangat sulit untuk menembus kebun apalagi menghitung rumpunnya. Sebagian besar petani yang dijadikan responden juga menolak untuk membuat rintisan-rintisan di dalam kebunnya karena pasti akan memotong batang-batang rotan yang ada di dalam kebun. Selain itu, dikhawatirkan apabila telah terbentuk lorong-lorong bekas survey akan memudahkan hama (baca: monyet) untuk masuk ke kebun dan memakan bagian pucuk rotan yang bisa mematikan rotan tersebut. Namun ada juga 2 kebun yang bisa dilakukan penghitungan karena baru dipanen atau karena kebunnya dirawat dengan baik.

Pada kebun yang tidak dapat dilakukan sensus hanya diukur dan dipetakan posisi kebun dengan menggunakan GPS (apabila memungkinkan mendapatkan sinyal yang cukup). Jumlah bidang kebun yang diukur sebanyak 3 buah milik 3 orang petani. Tambahan informasi dilakukan melelui pengisian kuesioner untuk setiap pemilik kebun yang disurvey (nsr).

No comments:

Post a Comment